PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Organisasi atau perusahaan, pastinya menginginkan untuk memproduksi suatu
produk yang lain dari yang lain dan pertama kali ada. Salah satu tantangan
besar dalam perencanaan pemasaran adalah bagiamana menciptakan dan mengembangkan
gagasan-gagasan tentang produk baru dan akhirnya berhasil memasarkannya. Karena
belum tentu produk baru yang dimunculkan oleh suatu organisasi atau perusahaan
dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadap pengembangan produk baru, suatu
perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat
sasaran dan diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah
menciptakan inovasi baru yang suskes di pasaran dan juga perusahaan harus
mengganti produk-produk yang telah masuk ke tahap penurunan dalam daur ulang
hidup produknya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan produk?
2.
Bagaimana
klasifikasi produk berdasarkan penggunaanya?
3.
Apa yang dimaksud
dengan merek?
4.
Bagaiman konsep
kemasan/pengemasan yang baik?
5.
Apa yang dimaksud
dengan pelabelan?
6.
Apa yang dimaksud
dengan jaminan dan garansi?
7.
Bagaimana tahapan proses dalam pengembangan produk?
8.
Bagaimana tahapan daur
hidup produk?
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Produk
Pengertian produk
Menurut kotler adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi
barang fisik, jasa, orang, tempat, dan gagasan.[1]. Dari definisi tentang produk tersebut, dapat kita ketahui bahwa produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang
ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual,
dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
B.
Klasifikasi Produk
1.
Produk Konsumen
Produk
konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan belanja, yaitu: barang mudah (convenience
goods), barang toko (shopping goods), barang khusus (specialty
goods), dan barang yang tidak dicari (unsought goods).
a. Barang
sehari-hari (convenience goods) adalah barang yang biasanya dibeli
pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contohnya meliputi
produk-produk tembakau, sabun dan Koran. Barang mudah didapat dibagi lebih
jauh. Pertama, kebutuhan pokok (staples) adalah barang-barang
yang dibeli konsumen secara teratur atau rutin contohnya sabun. Kedua,
barang dadakan (impulse goods) adalah barang yang dibeli tnapa
perencanaan atau upaya pencarian contohnya cokelat dan majalah. Ketiga,
barang darurrat (emergency goods) adalah barang yang dibeli pada saat
kebutuhsn mendesak, contohnya payung pada musim hujan.
b. Barang
Toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan
berdasarkan kesusaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan
pembeliannya. Contohnya meliputi perabotan, pakaian, mobil bekas, dan peralatan
rumah tangga utama. Barang toko dapat dibagi lebih jauh: pertama, barang
toko homogen (homogenous shopping goods) adalah barang yang memiliki
kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari segi harga sehingga dapat menjadi
alas an perbandingan dalam beebelanja. Kedua, barang toko heterogen (heterogenous
shopping goods) adalah barang yang bebeda dari segi ciri-ciri produk dan
layanan yang mungkin diangggap lebih penting daripada harganya.
c. Barang
Khusus (specialty goods) barang yang memiliki ciri-ciri atau identitas
merek yang unik dank arena itulah cukup banyakpembeli bersedia melakukan upaya
pembelian yang khusus. Contohnya meliputi mobil, kompenen-komponen stereo, dan
peralatan fotografi.
d. Barang
yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang-barang yang tidak
diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya,
seperti detektor asap.[2]
2. Produk
Industri
Barang-barang
industri dapat diklasifikasikan berdasarkan bagaimana cara barang tersebut memasuki
proses produksi dan kemahalan relatifnya.
a. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts)
adalah barang-barang yang sepenuhnya memasuki produk yang dihasilkan.
barang-barang itu terbagi menjadi dua kelas: bahan mentah serta bahan baku dan
suku cadang hasil manufaktur.
·
Bahan mentah terbagi menjadi dua kelas utama: produk pertanian (misalnya
gandum, kapas, ternak, buah, dan sayuran) dan produk alam (misalya
ikakn, minyak mentah, biji besi).
·
Bahan baku dan
suku cadang hasil manufaktur dibagi
menjadi dua kategori: bahan baku komponen (contohnya besi, benang, semen,
kabel) dan suku cadang komponen (misalnya motor kecil, ban, cetakan. Bahan
baku komponen umumnya diolah lebih lanjut misalnya butir besi diolah
menjadi baja. Sifat standar dari bahan baku komponen seperti itu biasanya berarti
bahwa keandalan pemasok dan harga mejadi faktor penentu pembelian yang paling
penting. Suku cadang komponen masuk ke dalam produk akhir secara lengkap
tanpa perubahan bentuk lebih lanjut, seperti motor kecil yang dipasang dalam
penghisap debu, dan ban yang dipasang pada mobil.
b.
Barang modal (capital
items) adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pegembangan dan/atau
pegolahan produk akhir. Barang modal eliputi dua kelompok: instalasi dan
peralatan.
·
Instalasi terdiri dari bangunan (misalnya pabrik dan kantor) dan
peralatan (misalnya generator, bor, komputer mainframe, lift). Instalasi
biasanya langsung dibeli dari produsennya, dan penjualan biasanya didahului
dengan perode negosiasi yang panjang.
·
Peralatan meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang dapat
dibawa-bawa (misalnya perkakas pertukangan, truk pengangkut) serta peralatan
kantor (misalnya komputer personal, meja). Peralatan hanya membntu dalam proses
produksi. Peralatan memiliki umur yang lebih singkat daripada instalasi.
c.
Perlengkapan dan
jasa bisnis adalah barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu dan/atau
pengelolaan produk akhir.
Perlengkapan
ada dua jenis: Perlengkapan operasi (misalnya pelumas, batu bara, kertas
tulis, pensil) serta barang untuk pemeliharaan dan perbaikan
(misalnya cat, paku, sapu). Perlengakapan ekuivalen denga
barang convenience dalam bidang
industri, perlengkapan biasanya dibeli dengan usaha menimum berdasaran
pembelian ulang langsung.
Jasa bisnis
meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan (misalnya pembersihan jendela) dan
jasa konsultasi bisnis (misalnya konsultasi manajemen, hukum,
periklanan). Jasa pemeliharaan dan perbaikan biasanya diberikan berdasarkan
kontrak. Jasa pemeliharaansering disediakan oleh produsen kecil, dan jasa
perbaikan sering diperoleh dari pembuat peralatan asli. Jasa konsultasi bisnis
biasanya dibeli dalam stuasi pembelian tugas baru, dan pemebli industri akan
memilih pemasok berdasarkan reputasi pemasok dan staf-stafnya.[3]
C. Ekuitas
dan Strategi Merek
1.
Pegertian Merek
Merek adalah nama, istilah, simbol, rancangan atau
kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa dari dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari
produk pesaing.
merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi leibh dari sekedar
simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian:
a.
Atribut: merek meningatkan pada atribut-atribut tertentu. Contoh
nya Mercedes memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik
dirancang dengan baik tahan lama, bergengsi tinggi.
b.
Manfaat: atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
dan emosional. Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional, “saya tidak perlu membeli mobil baru setiap beberapa tahun.”
Atribut “mahal” mungin diterjemahkan menjadi manfaat emosional, “mobil ini
membuat saya merasa pemting dan dihargai.”
c.
Nilai: merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
Jadi, mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.
d.
Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili
budaya jerman: terorganisasi, efisien,bermutu tinggi.
e.
Kepribadian: merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes
mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah
(binatang), atau istana yang agung (obyek).
f.
Pemakai: merek juga menunjukkan jenis konsumen yang membli atau
menggunakan produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris
berumur 20 tahun mengendarai mercedes. Yang kita harapkan adalah seorang
mencapai puncak berumur 55 tahun dibelakang kemudian.
2.
Nilai Merek
(ekuitas merek)
Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang
dimilikinya di pasar. Pada satu sisi ada merek yang tidak dikenal oleh sebagian
besar pembeli di pasar. Kemudian ada merek yang terhadapnya pembeli memiliki
tingkat kesadaran merek (brand awareness) yang tinggi. Di
atas itu terdapat merek yang memiliki tingkat penerimaan merek (brand
acceptability) yang tinggi. Kemudian, ada merek yang menikmati tingkat preferensi merek (brand preference)
yang tinggi. Akhirnya ada merek yang memiliki tingkat kesetiaan merek (brand
loyality).
Ekuitas merek (brand equity) sangat berkaitan
dengan seberapa banyak pelanggan suatu merek berada dalam kelas 3, 4, dan 5.
menurut Aaker, dengan tingkat pengakuan merek, mutu mrek yang diyakini,
asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta aktiva lain seperti hak paten,
merek dagang, dan hubungan saluran distribusi juga berkaitan denga ekuitas
merek.
Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan
kompetitif:
a. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih
kecil karena kesadaran dan kesetiaan merek konsumen yang tinggi.
b. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam
negosiasi dengan distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkan mereka
untuk menjual merek tersebut.
c. Perusahaan dapat menggunakan harga yang lebih tinggi
daripada pesaingnya karena merek tersebut memiliki mutu yang diyakini lebih
tinggi.
d. Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek
karena merek tersebut memiliki kredibilitas tinggi.
e. Merek itu melinfungi perusahaan dari persaingan harga
yang ganas.
Sutau namamerek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak
mengalami peyusutan. Hal itu membutuhkan pemeliharaan atau peningkatan
kesadaran merek, mutu dan fungsi yang diyakini dari merek itu, asosiasi merek
yang positif. Tugas-tugas itu memerlukan investasi terus menerus dalam litbang,
periklanan yang cerdik, pelayanan konsumen dan perdagangan yang prima.
3.
Strategi Merek
a. Perluasan Lini (line extension).
Perluasan ini terjadi jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam
kategori produk yang sama dengan merek yang sama, biasanya dengan tampilan
baru, seperti rasa, bentuk, warna baru, unsur tambahan, ukuran kemasan, dan
lainnya. Contohnya produk sampo Sunsilk
yang mengeluarkan beragam varian produk
sampo sesuai dengan jenis rambut konsumennya, seperti sampo untuk rambut
rontok, rambut berketombe, rambut kering, rambut berminyak, dan lain
sebagainya.
b. Perluasan Merek (brand extension)
adalah menggunakan merek yang sudah ada untuk meluncurkan suatu produk dalam
kategori baru. Contohnya Honda menggunakan nama perusahaan untuk mencakup
berbagai produk seperti mobil, sepeda motor, penyapu salju, pemotong rumput,
mesin kapal, dan mobil salju.
c. Multi Merek (multibrand)
adalah dimana sebuah perusahaan memperkenalkan merek tambahan dalam kategori
produk yang sama. Contohnya perusahaan Indofood
yang sengaja meluncurkan merek Indomie, Supermi, serta Sarimi untuk membidik
target pasar yang berbeda. Sehingga tidak heran, jika sampai saat ini Indofood
berhasil menjadi market leader untuk kategori produk mie instan.
d. Merek Baru (new brand). Ketika perusahaan
meluncurkan produk dalam suatu kategori baru, perusahaan mungkin menemukan
bahwa tidak satu pun merek yang dimilikinya yang tepat untuk produk tersebut, maka tidak ada salahnya jika mereka menawarkan sebuah
merek baru bagi produk yang akan mereka luncurkan. Cara ini telah dilakukan oleh Unilever dalam mengembangkan
kategori produknya, seperti mengeluarkan merek Pepsodent untuk kategori produk
pasta gigi, Blue Band untuk merek margarine, serta masih banyak lagi merek
lainnya untuk kategori yang berbeda.
e. Merek bersama (cobrand).
Disebut juga juga dengan dual branding, yaitu dua atau lebih merek yang
terkenal dikombinasikan dalam satu tawaran. Tiap sponsor merek mengharapkan
bahwa merek lain akan memperkuat preferensi merek atau minat membeli. Dalam hal
produk yang dikemas bersama, tiap merek berharap dapat menjangkau konsumen baru
dengan mangaitkannya dengan merek lain.[4]
Contohnya yang
dijalankan/dilakukan oleh Aqua-Danone dalam memasarkan produknya.
D.
Kemasan / Pengemasan
Produk
Pengemasan
mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau pembukus suatu
produk. Wadah atau pembungkus itu disebut kemasan. Kemasan yang dirancang
dengan baik dapat menciptakan kenyamanan dan nilai promosi karena kemasan
merupakan hal pertama yang dihadapi pembeli menyangkut produk dan mampu
mengubah pembeli untuk membeli.
Pengembangan
kemasan yang efektif membutuhkan beberapa keputusan. Dari perspektif perusahaan
maupun pelanggan, pengemasan harus mencapai sejumlah tujuan:
1.
Identifikasi merek
2.
Sampaikanlah informasi
yang deskriptif dan persuasive
3.
Permudahkan proteksi
dan transportasi produk
4.
Bantulah penyimpanan di
rumah
5.
Bantulah konsumsi
produk
Untuk
mencapai tujuan pemasaran merek dan memuaskan keinginan konsumen, konponen
estetik dan fungsional kemasan harus dipilih secara cermat. Pertimbangan
estetis berhubungan dengan ukuran, warna, bentuk, bahan, tulisan, dan grafik
kemasan.
E.
Pelabelan (Labeling)
Label
adalah etikat sederhana yang ditempelkan pada produk tersebut atau grafik yang
dirancang dengan rumit yang merupakan bagian dari kemasan tersbut. Label
mungkin hanya mencamtumkan nama merek atau banyak informasi.
Label
melakukan beberapa fungsi. Label mengidentifikasi produk atau merek,
misalnya nama Sunkist yang dicap pada jeruk. Label juga menentukan kelas produk
misalnya buah peach kalengan diberi label kelas A, B, dan C. label juga menjelaskan
produk; siapa pembuatnya, dimana duibuatnya, kapan dibuatnya, apa isinya,
bagaiman menggunakannya serta bagaiman penggunaan yang aman. Akhirnya label mempromosikan
produk melalui gambar yang menarik.
F.
Jaminan dan Garansi
Jaminan
merupakan pernyataan formal dari kinerja produk yang diharapkan oleh pengusaha
pabrik. Produk bergaransi dapat dikembalikan kepada pabrik atau pusat servis
yang ditunjuk untuk melakukan perbaikan, penggantian, pengembalian uang.
Garansi
mengurangi persepsi resiko pembeli. Garansi ini menyatakan bahwa produk
tersebut bermutu tinggi dan bahwa perusahaan
tersebut dan kinerja layanannya dapat diandalkan. Garansi sangat efektif
dalam dua situasi. Yang pertama adalah apabila perusahaan atau produk tersebut
tidak terkenal, misalnya, perusahaan menjual cairan yang mengaku menghilangkan
noda yang paling sulit. “Garansi uang kembali jika tidak puas” akan memberikan
suatu keyakikan kepada pembeli untuk membeli produk tersebut. Situasi kedua
adalah apabila mutu produktersebut lebih unggul dibanding dengan pesaing. Perusahaan tersebut dapat memperoleh
keuntungan dengan memberikan garansi kinerja yang lebih unggul, karena tahu
bahwa pesaing-pesaingnya tidak dapat menimbangi garansinya.[5]
G. Pengembangan Produk Baru
1. 1. Pilihan
Produk Baru
a.
Membuat dan Membeli
Perusahaan
dapat menambahkan produk baru melalui akuisi atau pengembangan. Rute akuisi
bisa mengambil tiga bentuk. Perusahaan dapat membeli perusahaan lain,
mendapatkan hak paten dari perusahaan lain, atau membeli lisensi atau waralaba
dari perusahaan lain. Untuk pengembangan produk, perusahaan dapat menciptakan
produk baru di laboratoriumnya sendiri, atau dapat menandatangani kontrak
dengan periset independen atau perusahaan pengembangan produk baru untuk
mengembangkan produk baru tertentu atau menyediakan teknologi baru.
b.
Jenis-jenis Produk Baru
Produk
baru berkisar dari produk baru bagi dunia yang menciptakan pasar yang seluruhnya
baru pada satu sisi, sampai perbaikan atau revisi kecil produk lama di sisi
lain. Sebagian besar kegiatan produk baru ditujukan untuk memperbaiki produk
lama. Di sony, lebih dari 80% kegiatan produk baru adalah memodifikasi dan
memperbaiki produk lama. Beberapa produk konsumen baru yang paling berhasil
dalam tahun-tahun terakhir adalah perluasan merek produk lama : Tide with
Febreze dan Tide Coldwater, Crest ProHealth Rinse dan Crest Whitestrips Premium
Plus, serta Gillette Venus Vibrance.
Dalam
banyak kategori, semakin sulit mengidentifikasian produk sukses yang akan
mengubah pasar, tetapi inovasi yang berkelanjutan untuk lebih memuaskan
kebutuhan konsumen dapat mendorong pesaing untuk saling mengejar. Dengan terus
meluncurkan produk baru sebagai perluasan merek dalam kategori produk yang
berhubungan juga dapat memperluas arti merek. Dari semua produk baru, kurang
dari 10% sampai 15% produk yang benar-benar inovatif dan baru bagi dunia.
Produk-produk ini memiliki biaya dan resiko terbesar karena produk tersebut
merupakan produk baru baik bagi prusahaan maupun pasar.[6]
2. 2. Tantangan
dalam Pengembangan Produk Baru
Peluncuran produk baru
semakin besar dalam beberapa tahun terakhir. Di banyak industri, seperti perdagangan eceran, barang konsumen, elektronik, otomotif, dan lainnya.
a.
Imperatif Inovasi
Dalam
perekonomian yang berubah dengan cepat, inovasi berkelanjutan merupakan suatu
keharusan. Perusahaan yang sangat inofatif mampu mengidentifikasikan dan
mengukur peluang pasar baru dengan cepat. Perusahaan inovatif menciptakan sikap
positif terhadap inovasi dan pengambilan risiko, merutinkan proses inovasi,
mempraktikkan kerja tim, dan memungkinkan karyawannya untuk bereksperimen dan
bahkan gagal. Perusahaan yang gagal mengembangkan produk baru sama saja
menempatkan diri mereka sendiri pada risiko. Produk lama mereka rentan terhadap
perubahan kebutuhan dan selera pelanggan, teknologi baru, siklus hidup produk
yang lebih pendek, dan persaingan domestic dan asing yang meningkat.
b.
Keberhasilan Produk
Baru
Sebagian
besar perusahaan ternama memfokuskan diri pada inovasi tambahan. Inovasi
tambahan dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan
memperbaiki produk untuk pelanggan baru, menggunakan variasi produk inti untuk
tetap memimpin pasar, dan menciptakan solusi jangka pendek untuk seluruh
masalah industri. Apa lagi yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat berhasil
dalam mengembangkan produk baru? Dalam sebuah studi tentang produk industri,
spesialis produk baru cooper dan kleinschmidt menemukan bahwa faktor
keberhasilan nomor satu adalah produk yang unik dan superior. Produk semacam
itu mencapai tingkat keberhasilan 98% sepanjang waktu, dibandingkan dengan
produk dengan keunggulan moderat ( keberhasilan 58% ) atau keunggulan minimal (
keberhasilan 18% ). Faktor kunci lainnya adalah konsep produk yang didefinisikan
dengan baik. Perusahaan mendefinisikan dan menilai pasar sasaran, kebutuhan
produk, dan manfaat secara cermat sebelum melanjutkan produk tersebut. Faktor
keberhasilan lainnya adalah sinergi teknologi dan pemasaran, kualitas
pelaksanaan disemua tahap, dan daya tarik pasar.
c.
Kegagalan Produk Baru
Pengembangan
produk baru bisa sangat beresiko. Produk baru terus gagal dengan tingkat yang
mengganggu. Produk baru bisa gagal karena banyak alasan: mengabaikan atau salah
menerjemahkan riset pasar, berlebihan dalam memperkirakan ukuran pasar, biaya
pengembangan tinggi, rancangan yang buruk, positioning yang tidak benar, iklan
yang tidak efektif, atau harga yang salah, dukungan distribusi tidak cukup, dan
pesaing yang melawan sengit. Beberapa faktor tambahan yang menghalangi
pengembangan produk baru adalah: kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu,
pasar yang terfragmentasi, batasan sosial dan pemerintah, biaya pemgembangan,
kelangkaan modal, waktu pengembangan yang dibutuhkan lebih pendek.[7]
3. 3. Mengendalikan
Produk
Untuk
membahas masalah penendalian pengembangan produk kita akan meninjau
tahap-tahapnya lebih dahulu, baru kemudian lembaga atau organisasi yang
bertanggung jawab. Berikut tahap-tahap di dalam siklus pengembangan produk baru
:
a. Tahap
pemilihan atau penyaringan
Tahap penyaringan
dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk telah tersedia. Dalam tahap
ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai macam sumber. Adapun
informasi atau ide berasal dari manager perusahaan, pesaing, para ahli termasuk
konsultan, para penyalur, langganan, atau lembaga lain.
b. Tahap
analisa bisnis
Pada tahap ini masing-masing ide perlu dianalisa
dari segi bisnis untuk mengetahui sampai seberapa jauh kemampuan ide tersebut
dalam menghasilkan laba.
c. Tahap
pengembangan
Pada tahap ini, ide-ide yang telah dianalisa perlu
dikembangkan karena ide-ide tersebut dianggap lebih menguntungkan. Pengembangan
ini tentunya harus sesuai dengan kemampuan perusahaan.
d. Tahap
pengujian
Merupakan
kelanjutan dari tahap pengembangan. Termasuk dalam tahap pengujian ini adalah :
pengujian tentang konsep produk, pengujian terhadap kesukaan konsumen,
penilaian laboratoris, tes penggunaannya, dan operasi pabrik percontohan.
e.
Tahap komersialisasi
Tahap
ini merupakan tahap terakhir dari rangkaian pengembangan produk baru. Pada
tahap ini semua fasilitas telah disiapkan baik itu fasilitas produksi maupun
fasilitas pemasaran. Semua kegiatan harus saling bekerja sama meskipun
mempunyai tujuan berbeda.[8]
4. 4. Organisasi
Pengembangan Produk
Agar dapat berhasil,
masalah pengembangan produk baru ini harus ditangani oleh satu badan atau
departemen tersendiri. Di antara organisasi yang ada seperti :
a.
Komite perencanaan
produk
b.
Departemen produk baru
c.
Menejer produk
d.
Venture team
e.
Para ahli ( konsultan )
produk baru dari luar.
Yang
paling banyak dipakai untuk menegelola pengembangan produk adalah Departemen
produ baru. Pada umumnya, departemen ini relative kecil, dengan beberapa
anggota saja, dan bertanggung jawab langsung pada direktur. Beberapa kegiatan
khusus yang dilakukan antara lain :
a.
Menentukan tujuan
produk baru.
b.
Merencanakan
kegiatan-kegiatan eksplorasi.
c.
Mengadakan pemilihan
alternative.
d.
Mengembangkan
spesifikasi.
e.
Mengkoordinasikan
kegiatan pengujian dan prekomersialisasi.
f.
Mengarahkan
kelompok-kelompok antar departemen.[9]
5. 5. Mengelola
Proses Pengembangan Ide
a.
Menciptakan ide :
Proses pegembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Beberapa ahli
pemasaran percaya bahwa peluang tersbesar dan peningkatan tertinggi produk baru
ditemukan dengan mengungkapkan kemungkinan rangkaian terbaik dari kebutuhan
pelanggan yang belum terpenuhi atau inovasi teknologi. Ide produk baru bisa
berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan teknik yang
menghasilkan kreativitas.
b.
Berinteraksi
dengan orang lain : di dorong oleh
gerakan inovasi terbuka, banyak perusahaan semakin melangkah ke luar perusahaan
untuk mendapatkan sumber eksternal ide-ide baru, termasuk pelanggan, karyawan,
ilmuwan, insinyur, anggota saluran, agensi pemasaran manajemen puncak dan
bahkan pesaing. Selain menghasilkan ide baru dan lebih baik kerja sama dalam
berkreasi dapat membuat pelanggan merasa jadi lebih dekat dan menyukai
perusahaan. Dan memberitahukan keterlibatan mereka kepada orang lain melalui
berita dari mulut ke mulut.[10]
H.
Daur Hidup Produk
a.
Menetapkan dan
mengomunikasikan strategi penetapan posisi.
Seluruh
strategi pemasaran dibangun bedasarkan STP. Segmentasi, targeting, dan
penetapan posisi. Perusahaan mencari sejumlah kebutuhan dan kelompok yang
berbeda di pasar, membidik kebutuhan dan kelompok yang dapat di puaskannya
dengan cara yang unggul, dan selamjutnya memposisikan tawarannya sedimikian
rupa sehingga pasar sasaran mengenal tawaran dan citra khas perusahaan
tersebut. Jika perusahaan tidak melakukan penetapan posisi dengan baik maka
akan berdampak pasarnya akan bingung. Jika perusahaan melakukan penetapan
posisi dengan baik maka ia dapat mewujudkan sisa rencana pemasaran dan
diferensiasinya bedasarkan strategi penetapan posisi tersebut. Kita mendefinisikan
penetapan posisi sebagai berikut: (positioning) adalah tidakan merancang
tawaran dan citra perusahaan sehigga menempati posisi yang khas (di bandibgkan
para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya tujuannya adalah menempatkan
merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat perusahaan.
Penentuan posisi merek yang baik membantu strategi pemasaran dengan
mengklarifikasikan esensi merek tujuan apa yang di capai konsumen berkat
bantuannya dan cara yang ia lakukan dengan cara yang unik. Dan hasil penetapan
posisi adalah keberhasilan penciptaan proposisi nilai yang berfokus pada
pelanggan yaitu alas an yang meyakinkan mengapa pasar harus membeli produk itu.
Istilah
penetapan posisi di populerkan oleh dua eksekutif periklanan yaitu al ries dan
jack trout. Mereka memandang penetapan posisi sebagai kegiatan kreatif yang di
lakukan terhadap produk yang ada:
Penetapan
posisisisi di mulai dengan produk, yaitu barang dan jasa, perusahaan, lembaga,
atau bahkan orang, namun penetapan posisi bukanlah kegiatan yang anda lakukan
terhadap produk. Penetapan posisi adalah kegiatan yang anda lakukan terhadap
pikiran calon pelanggan.
b.
Strategi pemasaran
sepanjang siklus hidup produk
Kebanyakan
kurva siklus hidup di gambarkan berbentuk lonceng dan kurva ini umumnya terbagi
menjadi empat tahap sebagai berikut:
·
Perkenalan (introduction)
Perusahaan
perusahaan yang berusaha memperkenalkan produk baru harus memutuskan kapan
mereka akan memasuki pasar. Menjadi yang pertama di pasar dapat sangat
menguntungkan, tetapi beresiko mahal . sementara, masuk belakangan dapat di
benarkan bila perusahaan mampu membawa
teknologi, mutu, atau kekuatan merek yang lebih unggul. Sebagian hasil
penelitian menunjukan bahwa pelopor pasar memperoleh paing bayak keunggulan. Perusahaan
perusahaan seperti Campbell, coca cola, hallmark dan amazon.com telah membangun
dominasi pasar yang berkelanjutan. carpenter dan naka tomo menemukan bahwa 19
dari 25 oerusahaan yang menjadi pemimpin pasar tahun 1923 masih tetap merupakan
pmimpi pasar di tahun 1983, 60 tahun kemudian.
apa
sumber keunggulan pelopor..? para pemakai pelopor awal akan mengingat nama
merek pelopor jika produk itu memuaskan mereka. Merek pelopor biasanya membidik
tengah-tengah pasar, dan dengan demikian merebut lebih banyak pemakai. Namun
keunggulan pelopor bukan merupakan hal yang pasti terjadi. Steven Schnaars
mempelajari 28 industri di mana peniru mengungguli innovator. Ia menemukan
beberapa kelemahan di antara pelopor yang gagal, yang mencakup produk baru yang
terlalu mentah atau terlalu kasar, di posisikan secara tidak tepat, atau muncul
sebelum adanya permintaan yang kuat. Peniru akan berhasil berkembang dengan
menawarkan harga yang lebih rendah, terus menerus memperbaiki produk atau
menggunakan kekuatan pasar secara brutal untuk mengalahkan pelopor. [11]
·
Pertumbuhan (growth)
Ditandai
dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen menerima awal menyukai produk
tersebut, dan konsumen berikutnya mulai membeli produk itu. Para pesaing baru
memasuki pasar karna tertarik dengan peluang produksi dan laba yang berskala
besa. Mereka memperkenalkan fitur produk yang baru dan memperluas jaringan
distribusi. Selama tahap ini perusahaan mulai menggunakan beberapa strategi
berikut untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin.
1.)
Perusahaan meningkatkan
mutu produk serta menambahkan fitur produk yang baru dan gaya lebih baik .
2.)
Perusahhan menambahkan
model lebih baru dan produk penyerta, yaitu produk-produk dengan berbagai
ukuran, rasa dan sebainya yang melindungi produk utama.
3.)
Perusahaan memasuki
segmen pasar baru.
4.)
Perusahaan
meninngkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi baru.
5.)
Perusahaaan beralih
dari iklan yang membuat orang menyadari produk ke iklan yang membuat orang yang
lebih memillih produk tertentu.
6.)
Perusahaan menurunkan
harga untukk menarik lapisan berikutnya yang terdiri dari pembeli yang
sensitive terhadap harga.
·
Kedewasaan / kematangan
(maturity)
Pada
suatu titik tingkat pertumbuhan penjualan akan melambat, dan produk akan
memasuki tahap kedewasaan relative. Tahap itu biasanya berlangsung lebih lama
dari pada tahap-tahap sebelumnya, dan merupakan tantangan berat bagi manajemen
pemasaran. Sebagian besar produk berada di tahap kedewasaan dalam siklus hidup,
dan karnanya kebanyakan manajer pemasaran mengatasi masalah-masalah pemasaran
produk yang dewasa.
Tahap
kedewasaan dapat di bagi menjadi tiga fase: kedewasaan bertumbuh, stabil dan
menurun. Dalam fase pertama, tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun dan
tidak ada saluran distribusi baru yang akan di isi. Pada fase kedua penjualan
menjadi datar bila di lihat dari ukuran perkapita karna kejenuhan pasar. Sebagian
besar calon konsumen telah mencoba produk itu, dan penjualan masa depan di
tentukan oleh pertumbuhan populasi (penduduk) dan permintaan pergantian. Pada
fase ke tiga level penjualan absolut mulai menurun dan pelanggan mulai beralih
ke produk lain.
·
Penurunan (decline)
Penjualan
merosot karna sejumlah alasan, termasuk kemajuan tehnologi, pergeseran selera
konsumen, dan meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri. Semuanya
menyebabkan kapasitas berlebih, meningkatnya perang harga, dan merosot nya laba.
Penurunan penjualan bias berjalan lambat seperti pada havermut : atau cepat
seperti pada kasus mobil edsel. Penjualan dapat jatuh sampai nol, atau bertahan
di level yang rendah. Saat penjualan dan laba menurun beberapa perusahaan
mengundurkan diri dari pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah produk
yang di tawarkan. Mereka mungkin mengundurkan diri dari segmen pasar yang kecil
dan saluran perdagangan yang lemah atau mungkin memotong anggaran promosi dan
menurunkan harga lebih lanjut. Sayangnnya banyak perusahaan belum mengembangkan
kebijakan penanganan produk yang semakin tua.
Dalam
penelitian tentang strategi perusahhan di industri yang menurun, Kathryn
harrigan mengidentifikasi lima strategi penurunan yang tersedia bagi perusahaan
sebagai berikut:
1.)
Meningkatkan investasi
perusahaan
2.)
Mempertahankan level
investasi perusahaan sampai ketidak pastian tentang industri itu terselesaikan
3.)
Mengurangi level
investasi perusahaan secara selektif, dengan melepas kelompok pelanggan yang
tidak menguntungkan sambil memperkuat investasi perusahaan di tempat-tempat
yang menguntungkan.
4.)
Menuai investasi
perusahaan untuk memulihkan kas secepatnya.
5.)
Melepaskan bisnis itu
secepatnya dengan menjual asetnya dengan cara yang paling menguntungkan. [12]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Produk
Menurut kotler adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi
barang fisik, jasa, orang, tempat, dan gagasan. Klasifikasi produk berdasarkan
penggunaanya dibagi menjadi dua, produk konsumen dan produk industri. Atrinut produk yang meliputi merek, kemasan dan
labeling. Serta jaminan dan garansi sebagai bentuk layanan produk.
Pengembangan produk baru baru dapat ditempuh melalui dua alternatif,
pertama, penambahan produk dengan jalan akuisis, kedua merperbaiki kualitas
produk lama yaitu dengan perluasan merek lama. Dalam mengembangkan produk baru
terdapat siklus-siklus berikut: Tahap pemilihan atau
penyaringan, Tahap
analisa bisnis, Tahap
pengembangan, Tahap
pengujian, dan Tahap
komersialisasi.
Daur hidup produk dalam strategi pemasaran melalui
tahap-tahap berikut: tahap perkenalan dan
keunggulan pelopor, tahap
pertumbuhan, tahap
kedewasan, dan tahap
penurunan. Dalam mengatasi penurun
terdapat lima strategi yang dapat ditempuh sperti berikut: Meningkatkan
investasi perusahaan, Mempertahankan
level investasi perusahaan sampai ketidak pastian tentang industri itu
terselesaikan, Mengurangi
level investasi perusahaan secara selektif, Menuai
investasi perusahaan untuk memulihkan kas secepatnya, dan Melepaskan bisnis itu
secepatnya dengan menjual asetnya dengan cara yang paling menguntungkan.
[1] Philip Kotler dan Kevin Lane
Kenler, Manajemen Pemasaran, PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008, Hlm. 4.
[2] Ibid., Hlm. 6-7.
[3] Philip Kotler, Manajemen
Pemasaran, Jakarta: Prenhallindo, 2002, Hlm. 452-453.
[4] Ibid., Hlm. 471-474.
[5]
Philip Kotler dan Kevin Lane Kenler, PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008,
Hlm. 30-35.
[6] Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller, Manajemen Pemasaran, Erlangga, 2008, Hlm. 278-279.
[7] Ibid., 279 – 283.
[8] Basu Swastha dan Irawan, Manajemen
Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty Offset, 2008, Hlm. 184 -186.
[9] Ibid., 187.
[10] Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller, Erlangga, 2008, Hlm. 287-290.
[11] Ibid., Hlm. 374-392.
[12] Ibid., Hlm. 393-399.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar